Thursday, February 12, 2015

Mengenal Saham dan Pasar Modal Jepang

Disarikan dari buku "Kabu no shikumi" tulisan Sugimura Tomio, terbit tahun 2013

Apa itu Saham?

Perusahaan yang pertama kali menerbitkan sahamnya di dunia adalah East Indie Companie (atau yang kita kenal sebagaiVOC) pada tahun 1600-an. Perusahaan yang beroperasi di Asia Tenggara memperdagangkan rempah-rempah, katun dan sutra yang memperoleh banyak keuntungan dan bahkan didukung oleh negara dan dipersenjatai. Perusahaan lokal Jepang konon mulai menerbitkan saham sejak jaman kaisar Meiji (1868) tapi tidak cukup sistematis dan banyak mengalami kebangkrutan. Perusahaan terbuka baru benar-benar terbentuk pada tahun ke-5 kekaisaran Meiji, yaitu pada saat pendirian Bank Nasional Jepang.



Saham adalah surat berharga bukti penyertaan modal yang sekaligus merupakan bukti kepemilikan atas sebagian aset dan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Selain mendapatkan modal usaha melalui pinjaman baik pinjaman ke Bank/lembaga keuangan ataupun penerbitan surat hutang obligasi (Debt Financing), perusahaan menerbitkan saham untuk menggalang modal dari kalangan tertentu maupun masyarakat luas (Equity Financing). Perbedaannya, pinjaman harus dikembalikan dengan bunganya, sedangkan saham tidak perlu dikembalikan sekalipun misalnya perusahaan bangkrut dan dinyatakan pailit. Meskipun begitu, pemilik saham memperoleh hak mengendalikan perusahaan untuk keputusan-keputusan tertentu dalam perusahaan, juga mendapatkan dividen sebagai bagi hasil dari keuntungan perusahaan. Sedangkan pemberi pinjaman, walaupun tidak memiliki hak pengendalian perusahaan tetapi memiliki hak didahulukan dalam hal terjadi kebangkrutan dan aset perusahaan harus dilikuidasi.

Perusahaan menerbitkan saham dan dijual secara langsung kepada publik/masyarakat luas pertama kali (go public/menjadi perusahaan terbuka/上場) melalui Initial Public Offerings (IPO),  atau disebut Pasar Primer (hakkou shijou 発行市場). Perusahaan melalui underwriter menyelesaikan proses hukum dan keuangan dalam penerbitan saham, kemudian menyusun permohonan untuk go public kepada pihak berwenang. Setelah mendapat persetujuan, perusahaan menerbitkan informasi detil tentang harga saham, keuntungan dan batasan-batasannya, disebut prospektus, yang bersifat mengikat secara hukum kepada pembeli saham. Perusahaan menetapkan harga saham, dan bisa saja tidak sama dengan nilai buku aset perusahaan, karena harga saham juga mencerminkan potensi laba perusahaan di masa yang akan datang. Jumlah pembelian minimal lembar saham juga dapat ditentukan tergantung apakah target pembelinya adalah investor institusi, misalnya investment bank atau investor perorangan. Untuk menarik investor perorangan biasanya harga per lembar saham tidak terlalu tinggi, atau jumlah minimal pembelian saham tidak terlalu besar. Karena saham adalah surat berharga, pemilik saham dapat kemudian memperjualbelikan sahamnya di Pasar Sekunder (ryuutsuu shijou 流通市場), yang lebih umum dikenal sebagai pasar modal atau stock exchange, torihikisjou  取り引場.

Dimana melakukan Investasi Saham?

Selain dengan melakukan pembelian saham perusahaan dalam proses IPO, investasi saham dapat dilakukan melalui transaksi pasar modal. Pasar modal Jepang didirikan pertama kali tahun ke-11 kekaisaran Meiji atau tahun 1878, dan terus beroperasi sampai puncak Perang Dunia II, dan harus tutup pada tanggal 10 Agustus 1945 hingga kemudian beroperasi kembali pada tanggal 16 Mei 1949. Pasar Modal buka tanggal 4 Januari sampai dengan 30 Desember, hari Senin sampai Jumat, sesi pagi pukul 9.00 sampai dengan pukul 11.00 dan sesi siang pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00.

Ada 4 pasar modal di Jepang, masing2 terbagi menjadi pasar modal yang bersifat umum mentransaksikan saham perusahaan dan pasar modal yang khusus mentransaksikan saham perusahaan yang baru berdiri dan masih akan berkembang atau biasa disebut "emerging companies" atau "growth stocks" yang walaupun berpotensi mendapatkan keuntungan besar tetapi memiliki risiko investasi yang lebih tinggi. Berikut sekilas tentang pasar modal yang ada di Jepang:

  1. Tokyo Stock Exchange dan Osaka Stok Exchange, dengan pasar saham emerging companies Mothers
  2. Nagoya Stock Exchange, dengan pasar saham emerging companies Centrex
  3. Fukuoka Stock Exchange, dengan pasar saham emerging companies Q-board
  4. Sapporo Stock Exchange, dengan pasar saham emerging companies Ambitius
  5. JASDAQ
Pada tahun 2013 Pasar Modal Tokyo dan Osaka bergabung menjadi Japan Exchange Group dan merupakan pasar modal terbesar ketiga di dunia setelah New York Stock Exchange dan NASDAQ (Amerika). Pengelompokan saham saham di Japan Exchange Group dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan besarnya tingkat kapitalisasi pasar menjadi Tosho 1 dan Tosho 2 (disebut 東証1部 dan 東証2部) dan Mothers untuk perusahaan yang baru tumbuh (emerging companies). Untuk investor pemula disarankan memilih saham-saham yang terdaftar di tosho 1.

Siapa yang Berperan di Pasar Modal?

Mereka yang berperan di pasar modal tentu saja adalah pengelola pasar modal (Japan Exchange Group sendiri ada perusahaan terbuka), perusahaan terbuka yang terdaftar di pasar modal tersebut, perusahaan sekuritas dan terakhir Investor atau penanam modal.

Di Jepang saat ini (2013) terdapat sekitar 2.700.000 perusahaan dan 4000 perusahaan diantaranya adalah perusahaan terbuka (sekitar 2%). Sedangkan perusahaan sekuritas yang terdaftar sekitar 271 perusahaan dengan 17 perusahaan diantaranya adalah perusahaan asing, dengan total karyawan sekitar 83.056 orang. Perusahaan sekuritas ini memiliki setidaknya empat peran. Pertama, sebagai Broker yang melaksanakan pembelian dan penjualan saham sesuai permintaan investor. Kedua, sebagai Underwriter yang melaksanakan dan menjamin penerbitan dan penjualan saham perusahaan saat IPO. Ketiga, sebagai Seller melaksanakan penjualan saham perusahaan saat melakukan IPO (tidak ada kewajiban membeli saham yang tidak terjual sebagaimana hal nya underwriter). Keempat, sebagai Dealer yang juga memperjualbelikan saham serta mengambil keuntungan dari kegiatan investasi untuk perusahaannya sendiri. Investor sendiri terbagi menjadi investor domestik (bisa perorangan maupun lembaga keuangan, termasuk perusahaan asuransi dan pensiun) dan investor asing. Jepang mendorong pertumbuhan investor perorangan dengan memperkenalkan rekening individual bebas pajak NISA pada tahun 2013, saya pernah mengulasnya disini Kini pelayanan perusahaan sekuritas juga sudah semakin maju karena dapat melaksanakan transaksi online dengan biaya yang sangat rendah.

Bagaimana Pasar Menentukan Harga Saham?

Harga saham di pasar modal ditentukan dengan cara lelang atau auction berdasarkan prioritas harga (terendah untuk posisi jual, dan tertinggi untuk posisi beli) dan prioritas waktu, yaitu mengutamakan permintaan yang datang lebih dahulu. Permintaan yang sudah tercatat pada saat pasar buka (pukul 9.00 pagi) diproses sekaligus. Pasar modal juga menetapkan peraturan untuk menghentikan penjualan saham apabila harga saham bergerak kurang atau lebih dari tenggang pergerakan harga yang sudah ditentukan. Jadi, penjualan saham bisa dihentikan karena harga terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pada dasarnya harga saham bergerak menyesuaikan permintaan, apabila permintaan jual sangat tinggi maka harga saham bergerak turun dan sebaliknya bergerak naik saat permintaan beli meningkat.

Pasar modal Jepang juga mengenal jual beli saham secara margin atau shinyoutorihiki 信用取引 dimana investor menempatkan sejumlah dana jaminan untuk dapat memperjualbelikan saham yang sebenarnya tidak dimilikinya (dikenal dengan karauri 空売り  atau jual beli saham kosong). Tapi transaksi semacam ini memiliki risiko tinggi dan tidak disarankan untuk investor pemula.

Apa yang dimaksud dengan Index Pasar Saham?

Index saham yang paling populer di pasar modal Jepang adalah Nikkei 225, yang dimulai saat pasar modal aktif kembali setelah perang dunia kedua. Mulai diumumkan pada tanggal 7 September 1950. Nikkei 225 memilih 225 buah saham yang dinilai merepresentasikan pasar dan membaginya dengan suatu angka tertentu yang direvisi terus menerus untuk mencerminkan kondisi pasar. Nikkei 225 dibuat dan diumumkan oleh Tokyo Stock Exchange sampai kemudian diambil alih oleh Nikkei Shinbun pada bulan Juli tahun 1969. Sedangkan Tokyo Stock Exchange membuat indeks baru, yaitu TOPIX 100 menggunakan 100 saham yang dipilih dari saham yang terdaftar di tosho 1.

Terlepas dari metode penghitungan index yang digunakan, pada dasarnya index saham menunjukkan pergerakan harga pasar saham yang banyak ditentukan selain oleh kinerja perusahaan itu sendiri, juga oleh kondisi eksternal perekonomian negara dan dunia. Melihat pergerakan indeks saham Nikkei 225 dari tahun 1949-2013, pergerakan saham yang sangat drastis terjadi karena berbagai macam krisis, misalnya krisis minyak dunia tahun 1975, IT buble tahun 90-an, dan yang terbaru kiris subprime dan Lehman shock tahun 2008. Tidak berlebihan kalau dikatakan pergerakan indeks saham mencerminkan sejarah ekonomi suatu negara, bahkan dunia!
Gambar diambil dari sini



referensi:

http://win-guide.com/a-shijyo.shtml

http://money.howstuffworks.com/personal-finance/financial-planning/stocks.htm

http://www.investopedia.com/articles/02/101102.asp




2 comments:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Unknown said...

Mas, jika ingin beli saham di jepang bagaimana ya?

Post a Comment